154 Ribu Siswa Gagal Ujian Nasional 2010
Ketidaklulusan Tertinggi di Indonesia Timur

JAKARTA -- Jumlah kelulusan siswa SMA dan MA tahun ini anjlok, dari 93,4 persen menjadi 89,88 persen. Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) mengklaim banyaknya angka ketidaklulusan disebabkan tingkat kejujuran yang semakin tinggi. Total peserta yang mengikuti UN SMA dan MA sebanyak 1.522.162 orang dengan siswa yang tidak lulus 154.079 atau 10,12 %.

Penurunan angka kelulusan juga terjadi di Sulsel dan Sulbar. Data Kemendiknas menyebutkan, pada 2009 angka kelulusan siswa SMA di Sulbar mencapai 88,56 persen. Sedangkan tahun ini tingkat kelulusan hanya 79,87 persen. Di Sulsel, pada 2009 angka kelulusan mencapai 93,80 persen. Pada 2010 angka kelulusan hanya mencapai 86,60 persen.

Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Muhammad Nuh mengatakan, ketatnya pengawasan mempengaruhi tingkat ketidaklulusan siswa. Serangkaian kebijakan untuk memperketat pengawasan dengan melibatkan perguruan menjadi pengawas independen, membuat pakta kejujuran dengan semua kepala dinas pendidikan provinsi.

"Analisis yang dilakukan faktor menurunnya tingkat kelulusan karena pengawasan yang lebih ketat. Namun, bukan berarti dulu tidak diawasi. Contoh yang menonjol Gorontalo, tahun lalu kelulusan di daerah itu 90% lebih sekarang turun menjadi 53%. Memang kepala dinas menyampaikan saat penandatangan pakta kejujuran, tidak apa turun yang penting jujur. Ada komitmen kejujuran tetap nomor satu," kata Mendiknas, Jumat 23 April.

Siswa yang tidak lulus berhak mengikuti ujian ulangan yang akan diselenggarakan 10-14 Mei 2010. Semua sekolah yang ada muridnya tidak lulus, diminta segera melakukan pengulangan mata pelajaran yang akan diuji kembali.

Meski jumlah yang tidak lulus meningkat namun nilai rata-rata kelulusan tahun 2010 justru meningkat. Pada kelulusan 2009, nilai rata-rata SMA dan MA 7,25 naik menjadi 7,29 pada 2010.


Indonesia Timur

Ketidaklulusan tertinggi umumnya terjadi di daerah Indonesia Timur. Jumlah siswa yang tidak lulus di Nusa Tenggara Timur 52,08 %, Maluku Utara 41,16 %, Gorontalo 46,22%, Sulawesi Tenggara 35,8 %, Kalimantan Timur 30 %, dan Kalimantan Tengah 39 %. Sedangkan Yogyakarta yang tahun lalu kelulusan mencapai 93% ternyata tahun ini mengalami penurunan dengan jumlah siswa yang tidak lulus 23,7%.

Mendiknas menjanjikan segera melakukan perbaikan terhadap sekolah-sekolah yang siswanya tidak lulus. "Kami sedang memetakan mata pelajaran apa, sekolah mana yang mengalami masalah ketidaklulusan. Tahun ini akan ada intervensi kebijakan untuk penguatan untuk sekolah yang tidak lulus mulai dari guru, fasilitas, buku," kata Nuh.

Untuk menjaga tidak terjadinya kegoncangan psikologis siswa, Mendiknas meminta skeolah mengaktifkan layanan psikologis atau konseling. Perguruan Tinggi yang juga memiliki jurusan psikologi diharapkan ikut terlibat memberi layanan konseling.